Saturday 8 February 2014

Perihal Seragam

BY Unknown IN , No comments





 Adalah saban waktu dimana seorang pria yang hendak membeli seragam menemukan sang penjual  sekiranya berusia belum genap 10 tahun. Anak itu bekerja sebagai penjaga kedai seragam, menuai beberapa rupiah untuk hidupnya sekari-hari.

A: "Bang, mau beli seragam ya? ukuran apa?"

B: "Iya. Kau tak sekolah?"

A: "Mereka bilang sekolah itu mahal."

B: "Ya, sekolah itu memang 'mahal'. Namuun harus kau ketahui, di luar sana masih ada orang yang cerdas mengartikan kata 'mahal'."

A: "(hah)?"

B: "Di luar sana, masih ada orang yang tulus mengajar meski tanpa di bayar. Mahal yang mereka kejar bukan berdasarkan nominal uang."

A: "Dimanakah aku bisa menemuinya? Aku ingin menuntut ilmu."

B: "Mereka bisa ada dimana saja. keberadaan mereka tak terpatok pada sekolah yang penuntut ilmunya wajib berseragam itu.

A: "Dimana saja? lantas aku harus bagaimana?"

B: "Sekarang, kau 'hidupkan' dulu karakter 'cerdas' itu dalam dirimu. Kau tak boleh mengenal ilmu dengan uang, namun kau harus mengenal uang dengan ilmu. Ikhlas dan kerja keras, itu kuncinya. Di sekitarmu masih banyak yang peduli. Lantas, kau harus banyak bertanya, banyak mendengar, dan gigih mencari jawaban. Kau sudah shalat, sudah makan?"

A: "Belum, bang,"

B: "Nah, inilah salah satu contoh dari 'mengenal uang dengan ilmu." Tempatkan urusan mencari uang di tempatnya, dan dahulukan ke masjid dulu. Tak usah kau risaukan dengan ilmu dan sekolah. Mereka akan menghampirimu ketika kau cerdas mengenal dan mengendalikan dirimu."

A: "Oh iyaya, bang. Hehe. Dari kecil saya lebih dulu dtempa untuk mengenal uang, bang. Abang udah shalat?"

B: "...."

A: "Kenapa diam, bang?"

B: "(Dari kecil abang udah ditempa teori, dik. Jarang praktekin.) Oh, belum. Ayuk, kita bareng ke masjid.
~~~


Sumber foto : www.antarafoto.com 

0 komentar: