Saturday 11 January 2014

Kisah Sang Guru

BY Unknown IN , No comments



Peluh yang mengalir tak kau hiraukan,
Kemarin, dan hari ini,
Melihatmu berdiri,
Meski kaki hampir roboh,
Meski raga tak lagi kokoh,
Semangatmu tak lekang,
Curahkan 1001 petuah pembara hati.

Seolah tekanan darahku berhenti,
Terpasung di nadi
Tak sanggup lagi ku berdiri,
Terjatuh aku di palung yang gelap,
Namun kau hadir membawa lentera,
Merangkulku bangkit dari kebodohan,
Menatap ke langit yang masih biru,
Berdiri dengan tegap,
Mengejar asa dan cita.

Simpul yang kuat telah kau ikat,
Antara jutaan neuron saraf otakku,
Bersama imajinasi yang terus menggelitik,
Menuntunku tuk kuat berdiri,
Meski ku dihujat jutaan mulut,
aku tak peduli.
Dicederai pucuk-pucuk senjata api,
Aku pun tak peduli.
Ku persembahkan segenap kekuatan ini,
Untuk menggepar pendidikan,
Menjaga perdamaian,
Mengawasi keadilan,
Di sini, di tanah rencong ini,
Lanjutkan perjuangan mereka,
Pahlawan tanpa tanda jasa.

Guru,
Tubuh ini 'kan berdiri tegar,
Jiwa ini tak akan gentar,
Lentera ini kan tetap bersinar.

*goresan ekspress : hilda @pelajaran bahasa indonesia, September 2011  tanggal bersejarah baca di depan kelas : 22 September 2011 
*rusak :D

Sumber Foto: http://2.bp.blogspot.com/-XlmDRnvfbs4/UNzdCH-xFOI/AAAAAAAAACI/IHJE-icI6ng/s1600/dscf1538.jpg

0 komentar: