Friday 21 March 2014

Terbang dengan Sayap Terbaik

BY Unknown IN No comments

Teman, tulisan berikut memuat beberapa ulasan yang menggelitik batinku. Ku utarakan pengalaman pribadiku dalam catatan sederhana ini. Uraian ini murni curahan hati. Hehe.  Harapku semoga apa yang tertulis dapat menjadi sebuah literasi bagi hati untuk berintropeksi.

Pernahkah kau bermimpi, bercita-cita? Seberapa sering kau ciptakan mimpi baru? Seberapa kuat tekadmu untuk meraihnya?

Adalah lumrah memiliki keinginan untuk sukses di ranah mimpi masing-masing. Kau tahu, tiap kita berbeda namun boleh jadi kita miliki mimpi yang sama. Sebaliknya, tiap kita sama (dalam hal keyakinan) namun boleh jadi kata sukses yang kita kejar itu berbeda adanya. Dan boleh jadi pula, hati kita miliki niat yang sama, wujudkan mimpi yang sama pula.

Aku merasakan momen yang harus benar-benar ku syukuri. Sungguh, memiliki sahabat karib yang se-iya dan sekata dalam bercita-cita itu merupakan nikmat yang luar biasa. Mimpi kami sungguh besar (setidaknya menurut kami). Perjuangan itu tidak begitu sulit, karena kami berjuang bersama. Saling menyempurnakan itu kunci sukses yang kami pegang.

Kami bergerak bersama, berjuang mewujudkan cita-cita itu. Namun, hakikatnya, dua pohon yang sama, ditanam bersama, dijaga bersama, diberi pupuk yang sama, di tempatkan dalam kondisi yang sama, belum tentu memiliki keberhasilan yang sama. Sebut saja pohon A memiliki buah yang banyak, boleh jadi pohon B tidak. Kembali kepada takdir. 

Bagi dirimu yang posisinya seperti pohon B, tetap tawakkal dan berpikir positif. Sungguh, kata gagal itu hanya persepsi diri. Camkan kata gagal yang sesungguhnya dalam batinmu, ketika kau gagal menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dan lagi, kategori gagal itu tak berlaku sekarang. Hari perhitungan adalah masa ketika gagal-menang itu diputuskan.

Ya, lebih kurang mimpi kami sama. Terbang. Yaa.. to the point-nya, kami ingin naik pesawat. Ups, lebih tepatnya aku, yang memiliki niat menggebu-gebu itu. Aku ingin berdiri mengangkasa di langit sana. Merasakan sesaat saja tidak menginjak bumi. Konyol? oh, aku rasa tidak. Aku merasa bahagia memiliki mimpi itu. hoho.

Kau tahu, dari awal, telah ku ikrarkan dalam diri untuk terbang dengan sayap (pesawat) terbaik. Selain terbaik, aku juga mengharapkan sayap itu gratis adanya. First Class lah. Tidak muluk-muluk, itulah salah satu mimpi kami di awal 2014. :D

Betapa besar kekuasaan Allah. Allahu akbar. Tiket pesawat yang suka menari-nari dalam anganku itu akan berubah menjadi nyata. Sebuah lomba telah kami menangkan dan kami berhak untuk terbang. ^^

Namun, sesaat sebelum mimpi itu terealisasi, hanya selangkah lagi, target terbang itu harus ku coret dari list target 2014. Betapa tidak, keberadaan sebuah 'ridha' menjadi faktor penting, sebuah penentu sebelum melangkah. 

Ridha siapa? Allah dan orangtua tentunya. Aku adalah seorang putri, amanah yang Allah titip pada kedua orangtua. Tiap orangtua memiliki cara berbeda dalam menjalankan amanah Allah dengan sebaik-baiknya. Mereka memberikan jurus terbaik dalam melindungi putra-putrinya dari marabahaya. Ada orangtua yang menyayangi putra-putrinya dalam diam, ada pula yang langsung mengarahkan dengan kata dan tindakan.

Kau tahu, ketika orangtua melarangku berangkat, berusaha ''menghapus'' target itu dari list mimpiku, setidaknya aku batinku didera dua rasa sekaligus. Senang dan sedih. Aku bahagia karena aku merasakan kasih sayang mereka begitu nyata adanya. Dan pun, merasa sedih adalah hal yang wajar ketika kita tahu, kita harus memutuskan untuk merelakan (juga melupakan) apa yang kita cintai.

Allah Maha Besar. Dia lah yang memberikan kekuasaan, kebahagiaan, mau pun kesuksesan pada siapa pun yang ia kehendaki, dan Dia pula yang mencabutnya dari siapa saja yang telah diberi. Lagi, Allah Maha Besar. Sebuah ayat melekat erat di memoriku, inna akramakum 'inda Allahi atqaakum. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertaqwa. Apa yang sesungguhnya kau kejar, Hilda? Bukankah kita harus menuruti apa pun pinta orangtua, selama apa yang diperintahkan oleh orangtua itu baik. 

Aku belajar banyak hal dari momen ini. Arti kata sabar, tawakkal, sukses, mimpi, sayap terbaik, dan ikhlas itu sungguh benar-benar ku pahami sekarang. Ku renungi kembali arti sukses yang sesungguhnya. Memang berat pada awalnya, namun aku harus bertahan pada kondisi (cobaan) tersulit sekali pun. Allah tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya. Ada hikmah yang indah dibalik ujian yang diberikan-Nya.

Sesaat setelah ''warning'' untuk segera melupakan sebuah cita yang sangat ku idamkan, tentulah hati ini  bergemuruh. Namun aku tidak marah pada keputusan itu. Aku hanya merasa telah mengecewakan orang lain. Ya, tentunya sahabat se-iya se-kataku tadi, juga mungkin guru dan lainnya yang mengharapkan kami berangkat menyelesaikan cita-cita itu. 

Ku coba korelasikan kembali antara kecewa dan takdir. Antara mimpi dan ridha. Antara kata bahagia sesaat dan sukses selamanya.

Memang sedih, meninggalkan karib untuk melangkah sendiri. Namun, ia adalah teman yang luar biasa. Alhamdulillah, ia bisa menerima kondisiku. Aku percaya, ia bisa terus bergerak, meraih apa yang ia mimpikan. Teman, ku harap kau tetap menjadi pemimpi yang hebat. Sayap kita mungkin berbeda, namun bukankah tujuan penerbangan kita sama? Bukankah yang kita tuju hanyalah ridha-Nya?

Sahabat, terus ku ingat ayat Allah yang kau ucapkan di ruang kuliah siang itu. Kira-kira beginilah maknanya: Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, sungguh akan kami berikan baginya jalan yang mudah. 

Oh ya, aku pun tersadar, sayap terbaik yang aku kejar itu sungguh benar-benar terbaik. Realisasi kata ''sayap terbaik'' itu mungkin bukan sebuah tiket pesawat berkelas, hehe. Allah maha mengerti, 'tiket 'terbaik'' yang bagaimana yang sesuai untukku.

Ketika kesulitan itu terus menghimpit, jagalah jiwa dari rasa putus asa. Mari gaungkan selalu makna ayat-Nya dalam benak kita, misalnya seperti surah Al-insyirah, betapa dalam setiap kesulitan itu ada kemudahan. ^^

Tiket pesawat duniawi bukanlah mimpi sejati, namun tiket di akhiratlah sesungguhnya hadiah yang hakiki. 

Tetaplah menjadi hamba yang hebat. Milikilah mimpi yang besar dengan jiwa yang besar.  ^^
Terus bulatkan tekad, terus kepakkan sayap (usaha) terbaik.

Tuliskan dalam hati makna kalam-Nya yang satu ini. Apabila engkau telah bertekad, maka bertawakkal lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah MENCINTAI orang-orang yang bertawakkal. :)

Banda Aceh, 2/3/2014

sumber gambar: vsimiracle.com

0 komentar: