Saturday, 11 January 2014

Sekolah Rakyat Desa Lambirah

BY Unknown IN , No comments



Sumber foto: tpm-tanyoe.blogspot.com
Di pinggiran pematang sawah terlihat puluhan anak duduk di bawah pohon yang rindang sembari mendengarkan penjelasan materi dari guru. Mereka duduk beralaskan batang kelapa yang sudah tumbang, ada pula yang duduk di atas rumput. Sesekali terdengar gelak tawa dan suara diskusi yang komunikatif dari salah satu kelompok belajar. Suara mereka yang begitu semarak dipadu dengan binar mata yang semangat bahkan mengalahkan suara burung yang berkicauan.  Mereka tampak sangat menikmati proses belajar di alam tersebut. Tak kalah menarik juga antusias yang terlihat dari kelompok belajar lain  yang berada dalam  gedung yang memiliki 3 unit ruang itu. Gedung ber-cat hijau yang dindingnya berhias gambar inspiratif bertulis ‘visi dan misi TPM-Tanyoe’ ini menjadi sarana kedua bagi anak-anak tersebut selain alam.
            Gedung itu dulunya adalah sebuah gedung tua yang sudah tidak difungsikan lagi. Namun bagi Husnul Khatimah, sebuah gedung lama yang berkomplek di dalam kawasan yang dulunya  disebut ‘dayah Teungku Chik Lambirah’ tersebut diubah menjadi sebuah tempat pendidikan masyarakat yang mengasyikkan. Gadis ramah asal Sibreh, Aceh Besar, yang akrab disapa Husnul ini, mulai menggagas untuk membangun sebuah Tempat Pendidikan Masyarakat Tanyoe (TPM-T) di desanya dua tahun lalu. Menurut jebolan S1 Fakultas Tarbiyah Bahasa Inggris IAIN Ar-Raniry ini, mulanya dia membangun TPM-T karena prihatin melihat anak-anak di desanya yang menghabiskan waktu siang hingga sore dengan kegiatan yang kurang bermanfaat seperti bermain Play Stasion.
            Ia pun mengajak para pemuda desa untuk merealisasikan gagasan tersebut. Mereka pun segera mengorganisir TPM-T dengan Husnul Khatimah sebagai Direktur utama, dan para pemuda desa lainnya sebagai  pengurus. Tepatnya pada tanggal 7 Agustus 2011, berdirilah sebuah TPM-T Lambirah. Meski sederhana dengan fasilitas seadanya, TPM-T menjadi tempat istimewa bagi masrakat desa Lambirah untuk menggantungkan mimpi-mimpi dan harapan masa depan yang cerah.
            Namun ironinya, gagasan cemerlang tersebut tidak berjalan semulus yang diharapkan. Di akhir tahun 2012, berbagai kendala dihadapi oleh Husnul dan dan pengurus TPM-T. Misalnya seperti masalah pendanaan, kondisi gedung yang memprihatinkan, kurangnya tenaga relawan yang mengajar, sumber bahan ajar dan buku bacaan yang minim. Hal tersebut menjadi problematika yang membuat eksistensi TPM-T terancam. Lebih lanjut, seiring polemik yang ada dalam TPM-T, jumlah siswa juga menurun drastis. “Awalnya sebanyak 30 orang, namun di tahun 2012 menjadi 5 orang.” Papar Husnul melalui kata-kata sambutannya dalam acara pemberian hadiah bagi para relawan TPM-T. Minggu (24/11/2013)
            Namun, Husnul dan teman-temannya tak kehabisan akal. Untuk mengatasi kesulitan pendanaan, Husnul mengorbankan uang dari kantong pribadi untuk membiayai berbagai keperluan TPM-T. Husnul juga mencoba mengirimkan beberapa proposal ke beberapa lembaga. Untuk meningkatkan antusias siswa, beberapa sosialisasi juga dilakukan oleh Husnul bersama pengurus TPM lainnya. Akhirnya di tahun 2013, apa yang direncanakan dan diusahakan Husnul dan teman-temannya pun membuahkan hasil. Jumlah siswa meningkat menjadi sekitar 170 orang. Demikian pula dengan tenaga relawan yang meski tidak dibayar, jumlah relawan semakin hari semakin meningkat. Sarana dan prasarana sekolah pun juga direhabilitasi serta ditambahkan berbagai fasilitas penunjang proses belajar-mengajar siswa.
             Melalui jendela tanpa kaca yang hanya berpelindung besi tipis, terlihat dari salah satu ruangan yang digunakan sebagai pustaka sejumlah buku dengan judul beragam terpajang di tiga rak besar. Dari ruangan itu, fasilitas lain seperti dua unit kipas angin juga terpajang di dinding ruangan berwarna krem dan hijau itu. Dekorasi dinding warna-warni cap tangan manusia bertempel foto siswa dalam ruang pustaka  juga begitu kreatif melengkapi balutan cat luar gedung yang dipermak dengan berbagai lukisan dan kata-kata mutiara dalam tiga bahasa, yakni Indonesia, Arab, dan Inggris. Paduan warna yang didominasi oleh wana hijau itu, membuat seisi gedung tampak sejuk dipandang mata. Aneka sarana bermain pun turut serta menghias halaman depan. TPM-T Lambirah kini telah berbenah semakin baik.
            Husnul dan para pengurus TPM-T telah berhasil mewujudkan satu persatu mimpi mereka sebagaimana yang termuat dalam visi dan misi TPM-T. Hal tersebut ditunjukkan dengan keberhasilan dua orang siswi yang belajar di TPM-T yang berhasil memperoleh beasiswa dari Baitul Mal. “Alhamdulillah dua orang anak didik TPM-Tanyoe berhasil mendapatkan beasiswa dari baitul mal.” Ujar Husnul dalam temu ramah bersama anggota Pers DETak di pustaka TPM-T. Minggu (24/11/2013)
            Keberhasilan Husnul dalam mengajak anak-anak belajar juga ditunjukkan dengan pengakuan salah satu siswa TPM-T bernama Andrian, siswa kelas 6 SDN Lambirah Minggu (24/11/2013). Sembari memainkan handphone berwarna biru, ia mengakui bahwa belajar di TPM-T lebih mengasyikkan daripada belajar formal. Menurut siswa yang telah dua tahun belajar di TPM-T ini, metode belajar di TPM-T adalah belajar sambil bermain dan belajar di alam sehingga proses belajar menjadi mengasyikkan baginya. “Lebih enak belajar di sini, Kak. Di sini juga bisa main, belajarnya juga di luar” papar Andrian sambil melempar sebuah senyum.
            Husnul dan teman-temannya juga telah membantu meningkatkan aspek kognitif siswa. Sebagaimana menurut pengakuan Rahmawati Minggu (24/11/2013), seorang warga desa Lambirah yang merupakan salah satu orangtua siswa TPM-T. “Putri saya dulunya kurang bisa membaca dan berhitung. Berkat dukungan dan bantuan dari adik-adik yang ikhlas mengajar tanpa dipungut biaya ini, putri saya sekarang telah menunjukkan kemajuan yang pesat. Putri saya sekarang sudah bisa membaca dan berhitung. Saya berharap TPM-T ini akan semakin maju lagi.” Ucapnya dengan nada suara yang ramah sembari merapatkan gendongan putrinya yang masih bayi.
            Geuchik Lambirah juga mengutarakan hal senada dalam kata-kata sambutannya untuk para pengurus dan relawan TPM-T. Minggu (24/11/2013) “Anak-anak kami telah memiliki banyak perubahan baik dari sikap, perilaku, dan pengetahuan.” Imbuhnya bersemangat.




Husnul Khatimah (urutan kedua dari kanan), Direktur TPM-T Lambirah :)
Sumber foto : tpmtanyoe.org




Beberapa siswa TPM-T sedang bermain.
Sumber foto: tpm-tanyoe.blogspot.com



Para Pengurus TPM-T, beberapa volunteer, dan segenap kru UKM Pers DETaK Unsyiah berpose bersama.
Sumber  foto: anggita-belajarnulis.blogspot.com




0 komentar: